My facebook

Minggu, 25 Juli 2010

Cibeurang Waterfall and Cibeurang River, Banten....The Real Adventure...

              Pernah mendengar nama sungai Cibeurang?atau curug Cibeurang? Saya yakin belum banyak yang tahu atau denger nama sungai tersebut. Nanya ama mbah google pun, link-nya nggak langsung keluar, sehingga harus ditulis lengkap di kotak keywordnya. Kalau sungai Citarik?Waaah..pasti pada ngacung deh..hehe…Ya jelaslah..karena itu adalah nama sungai yang sudah sangat terkenal di Sukabumi. Namun untuk pencinta olahraga rafting, nama sungai  Cibeurang pasti sudah tak asing lagi. Sungai ini bersumber dari gunung Halimun, Banten.

               Nah….hari sabtu yang lalu, tepatnya tanggal 17 juli 2010, saya dan enam teman nge-tr­­ip lainnya (Rhie, Lia, Kiki, mbak Novie, Mas Rudi, dan Kang Dodi) dengan penuh semangat bertolak ke kampung Muhara, kecamatan Lebak Gedong, kabupaten Lebak, Banten. Kami menyewa mobil dengan start dari Cikupa, Tangerang. Waktu tempuh dengan kecepatan mobil sedang kurang lebih 2,5 jam. Ada 3 agenda yang kami rencanakan di daerah wisata tersebut, trekking ke curug Cibeurang, rafting di sungai Cibeurang, dan terakhir berenang di hotspring, dengan leader si ibu muda Novie yang excited banget.

                Rute yang kami tempuh mulai dari Cikupa adalah Cikupa-Tigaraksa-Tenjo-Jasinga-Cipanas-kampung Muhara. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang sangat kental dengan suasana pedesaan. Kebun kelapa sawit, kerbau yang lagi asyik berkubang, bentangan sawah-sawah nan indah dan perbukitan di sisi kiri kanan jalan.  Dengan pemandangan yang sepert itu, rasanya sudah dapat dibayangkan bagaimana indahnya tempat yang sedang kami tuju.
                Berangkat dari Cikupa tepat pukul 7.00 wib, sampai di kampung Muhara, tepatnya di posko rafting pukul 9.30 wib Terpesona dengan keindahan nuansa alam dan suara deburan air sungai yang begitu menggugah, membuat kami tak dapat menahan diri untuk foto-foto bernarsis ria.
Kebetulan dua diantara kami  bertujuh adalah fotografer handal yang hobinya moto dan dengan kamera SLR mereka yang canggih. Paslah sudah ketemu dengan rombongan wanita-wanita  yang narsis akut….hehe…

AGENDA I: Trekking ke Curug Cibeurang (10.00 wib – 12.30 wib)
                Perjalanan dimulai dengan menyusuri persawahan penduduk, dikawal 3 orang pemandu (dua diantaranya masih siswa SMP). Melewati pematang-pematang sawah yang sangat  sempit dengan rumput liar yang tumbuh sedemikian suburnya, tentu saja membutuhkan konsentrasi penuh, meleng dikit, kepleset, jatuh deh bakalan...
Sekitar 15 menit kami berjalan menyusuri pematang-pematang sawah sebelum akhirnya memasuki areal hutan. Selama beberapa menit kami menyusuri jalan setapak yang licin, kami bertujuh masih belum menyadari bahwa medan yang sangat berat sudah menanti di depan mata.
Tas ransel di punggungku yang berisi minuman dan sedikit pernak pernik nggak jelas lainnya mulai terasa membebani. Tanpa perlu menunggu lama, tas ransel pengganggu itu sudah berpindah tangan ke punggung salah seorang pemandu. Bahasa kasarnya sih, akhirnya minta dibawain…hehe...Tak berapa lama kami di suruh pemandu jalan untuk diam di tempat. Ada apa gerangan?Ooo….ternyata mereka sedang mempersiapkan alat-alat bantu. “Obat  capek..obat capek…” Kang Dodi berteriak. Anda tahu apa itu obat capek bagi kami bertujuh? Bukan makan bukan minum, tapi…berfoto-foto…hahaaay…:D
Sekarang alat bantu sudah dipasang. Aku dan teman-teman kaget bukan kepalang. Sebuah tali bergelayutan dari atas tebing. Oh No….jadi kami harus memanjat tebing curam sekitar 2 meter itu dengan bantuan tali. Jujur nyaliku langsung ciut. Tentu saja kami semua tak ada yang menyangka bahwa akan melewati perjalanan seperti ini. Namun mau tak mau harus dilalui…dan inilah baru yang namanya The Real Adventure…!!!! Ternyata acara panjat memanjat tebing tersebut tak menyurutkan semangat kami. Nyatanya…acara bernarsis ria tetap dilakoni juga walaupun dalam keadaan memanjat, dan tetap dengan senyum ceria campur deg-degan….ciiiis…jepreeeet…jepreeet…yesss….:D
                Perjuangan belum selesai. demi keselamatan kami disuruh lepas sandal karena jalanan yang teramat licin. Tapi untuk yang pakai sandal gunung merek tertentu (nama merek disensor…:D) nggak masalah, cukup aman untuk tetap dikenakan.  Lagi-lagi rombongan kami diminta nunggu sebentar. Pemandu akan mencoba mencari jalan yang cukup aman. Dan seperti biasa….kamera kembali beraksi…ciiis..jepreeeeet….^_^ Jalan aman sudah ditemukan….aku menganga…haaaa….???inikah jalan aman itu…??? kami harus menyeberangi sungai kecil dengan jembatan dadakan yang baru saja dibuat, yakni menggunakan 2 batang bambu kira-kira 2 meter. It’s okay….this is the Real Adventure…demi sebuah curug yang tersembunyi keindahannya, rintangan sebesar apapun kan kami jalani. Melewati gua yang sangat sempit, yang hanya dapat dilalui satu orang saja, turun naik tebing, bergelayutan di tali, melewati bebatuan licin, menyeberangi sungai dengan jembatan bambu dan kayu seadanya, benar-benar sebuah petualangan yang tak terlupakan. 

Semua kepenatan dan kelelahan hilang sudah tatkala suara deburan ombak mulai terdengar. Mas Rudi (suami mbak Novie) mencoba mengabadikan curug yang sudah mulai nampak.
Subhanallah….benar-benar sebuah keindahan dan kecantikan yang tersembunyi. Air mengalir  dengan derasnya diantara bebatuan, tebing, dan pohon-pohon rindang, malu-malu menampakkan keindahannya. Subhanallah…lantunan tasbih memuji kebesaranNya tak henti-henti terdengar. Kami akhirnya sampai juga di atas curug. Disinilah kami nikmati suara dan keindahan curug dengan sepuas-puasnya.
Derasnya air membuat kami tak dapat mandi-mandi atau berenang. Dan curug Cibeurang ini aksesnya hanya bisa untuk ke  atas, tak ada jalan sama sekali untuk mencapai bagian bawah. Dan di atas curug inilah kami puas bernarsis ria.
Lupa sama sekali bahwa untuk turun kami masih harus melakukan kembali 1 jam perjalanan dengan kondisi yang sama. Upss…salah…!!! Ternyata ketika turun, berhubung waktu yang mendesak karena masih harus Ishoma dan dilanjutkan rafting tepat pukul 14.00, pemandu akhirnya mengambil inisiatif memotong jalan, dengan medan yang jauuuh lebih berat. Tapi alhamdulillah…semua dapat terlewati dengan begitu mengesankan…

AGENDA II: Rafting di Sungai Cibeurang (13.30 wib – 16.00 wib)
                Sepulang dari trekking, ternyata kami hanya sempat melakukan Isho (istirahat dan sholat dzuhur) tanpa acara makan, karena waktu yang lumayan mepet. Penyelenggara memajukan waktu rafting karena khawatir turun hujan deras di sore harinya. Akhirnya kami hanya sempat makan makanan kecil saja untuk mengganjal perut. Makan berat berupa nasi dan lauk pauk digeser setelah rafting. Kami bergabung dengan rombongan lain yang baru saja tiba dari Jakarta. So..terbentuklah 4 pasukan perahu karet plus 1 perahu yang diisi team rescue. Setiap perahu ditemani seorang pemandu. Sungai yang kami susuri kurang lebih 12 km dengan 13 jeram yang masing-masing ternyata punya nama (satu diantaranya diberi nama jeram brimob, karena di jeram tersebut pernah ada seorang brimob yang jatuh). Dua diantara 13 jeram tersebut berupa jeram dengan ketinggian hampir 2 meter dan sudut kemiringan nyaris 90 derajat, woooow…!!! Sebelum memulai rafting, kami diberi pengarahan, bagaimana cara memegang dayung yang benar dan aba-aba yang harus dituruti. Tak lupa pemandu mengajak kami untuk berdoa sebelum memulai petualangan.
                Dan….petualangan pun dimulai. Belum juga dua menit, aroma petualangan itu sudah terasa. Wooow…arung jeram pertama kami lewati…huaaaaaaaa….semua teriak. Seorang peserta jatuh dari perahu karet. Kalau kebetulan perahu berdekatan, apalagi yang bukan dilakukan kalau bukan guyur-guyuran air pake dayung…buasaaaaaah…
      
         Di pertengahan rafting, sebuah perahu peserta menabrak karang, dan nyangkut, plus turun hujan pula. Di tengah-tengah hujan yang mengguyur, kami menyaksikan bagaimana sigap dan atraktifnya para pemandu beserta team rescue yang memindahkan peserta ke perahu team rescue, dan sibuk berenang sana sini di tengah arus deras berusaha mengembalikan perahu yang nyangkut dengan manisnya di batu karang. Kerja mereka benar-benar sesuai dengan nama team mereka sebagai pemandu, MACAN BANTEN…!!!
                Alhamdulillah…akhirnya selesai juga usaha penyelamatan perahu karet. Petualangan dilanjutkan kembali. Suasana justru semakin seru dengan turunnya hujan deras. Di lokasi yang airnya rada tenang, kami semua peserta dikerjain ama team pemandu. Kami diharuskan berdiri ditepi perahu sambil berpegangan tangan, dan kemudian mereka menjalankan perahu.
Huaaa….satu persatu para peserta jatuh kecebur di air, termasuklah diriku di dalamnya….xixixi…Tapi asli…seru abiis deh, malah rasanya kurang greget kalau nggak pakai acara jatuh…:D, apalagi untuk aku yang baru pertama kalinya mengikuti kegiatan rafting, inilah olahraga yang paling menyenangkan…^_^
                Rafting akhirnya selesai setelah berpetualang hampir 2 jam. Benar-benar nggak berasa waktu 2 jam itu. Naik ke darat, kami disuguhi tahu sumedang yang seabreg-abreg banyaknya. Hmm….nikmatnya…Pulang ke posko diangkut pake truk ramai-ramai bercampur dengan kambing-kambing ternak, eh salah ding…bercampur dengan peralatan rafting maksudnya,hehehe..Yang lucu, ketika semua peserta sudah siap, sudah duduk manis di atas truk, masih dengan sedikit guyuran hujan, eh….pak supir dan para pemandunya, lagi asyik duduk manis makan tahu…hahaha..tapi benar-benar menambah  kehangatan suasana. Dingin-dingin karena semua baju basah kuyup pun nggak kerasa (kerasanya sih pas sudah sampai di posko…:D)
 
AGENDA III: Berenang di Hotspring (17.00 wib – 18.00 wib)
                Agenda kami yang terakhir adalah berenang di hotspring. Sampai di posko rafting, kami langsung disuguhi makanan yang luar biasa nikmat, terutama karena nih perut memang sudah keroncongan (Rombongan yang tadi bergabung saat rafting langsung kembali pulang ke Jakarta). Nasi putih, karedok, ikan lele goreng, tempe goreng, lalap dan sambel, sedapnyaaaa…hmmm…yummmi. ..
Pukul 16.30 kami bertolak ke pemandian air panas, memakan waktu kurang lebih setengah jam perjalanan. Rasanya nikmat sekali berendam di air panas, bayangkan saja, dengan kondisi badan pegal-pegal habis trekking dan rafting, baju yang basah kuyup masih melekat di badan, tiba-tiba ketemu air hangat…serasa di surga…(haha…lebay yak…:D) Tidak lama kami menghabiskan waktu di sana, karena bakda maghrib kami harus kembali ke Tangerang.
                Inilah salah satu perjalanan wisataku yang sangat berkesan. Hanya satu hari, tapi membawa cerita petualangan yang demikian banyak dan seru. Kenapa harus jauh-jauh ke luar negeri kalau di Indonesia saja bertebaran daerah-daerah wisata yang demikian indahnya, bahkan jauh lebih indah dan alami, terutama karena Indonesia adalah negara kepulauan. Hanya sayangnya banyak tempat-tempat wisata yang belum terekspose dan dikelola secara baik dan professional. Nah…siapa lagi yang akan memperkenalkan dan mengeksposenya kalau bukan kita-kita para pecinta travelling tour..ya nggak..ya nggak…??:D


Note: tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti writing event dengan tema TRAVELING INDONESIA: Me And My Friends